#di dunia ini hal yang tidak akan pernah mentolerir tiap keterlambatan adalah waktu. kenapa ??? karena dia tidak pernah berjalan mundur, dia akan terus maju begitu cepat hingga manusia tidak menyadari semua telah berlalu.
Selamat Datang kembali bulan Ramadhan :)
walaupun berbeda, semoga tetap sama tujuan dan niat kita,amiiiin. Tahun ini merupakan tahun ketigaku mengawali dan menjalani ibadah puasa di perantauan, jauh dari rumah, orang tua, dan keluarga. Namun hal tersebut tidak membuatku lantas bersedih. "Nikmat mana lagi yang engkau dustakan ?" Allah berfirman, tidak berada di tengah keluarga namun Allah telah memberi padanan yang setimpal, teman-teman yang layaknya keluarga. Alhamdulillah..
Dini hari nanti ditetapkan pemerintah sebagai hari pertama menjalankan ibadah puasa. Teringat tahun lalu di hari pertama sahur aku berada di rumah Om-Tante di Semarang. Sore itu aku dan beberapa teman baru saja kembali menginjakkan kaki di Pulau Jawa, setelah kurang lebih lima puluh jam terombang-ambing di lepas Laut Jawa. Ya kami baru saja kembali dari Sulawesi Selatan, dengan tujuan melakukan suatu kegiatan mandiri guna mendapatkan nomor pokok anggota di salah satu organisasi kepencintaalaman yang kami ikuti. Hari itu semua perasaan bercampur aduk, senang, sedih, lelah tatkala kulihat ayah dari salah satu teman tim-ku bersedia menjemput kami di Pelabuhan Tanjung Emas menuju rumah mereka.
Tim yang berjumlah sembilan orang, berpencar menginap di rumah sanak saudara kami yang menetap di Semarang. Kebetulan keluarga ayahku berdomisili di kota ini, sehingga aku memilih untuk menginap dan sahur bersama disana bersama Incem yang ikut denganku. Pagi yang terik di Kota Semarang, namun sayang tanpa sempat berbasa-basi kami harus segera mengakhiri perjalanan kala itu dengan naik bus ekonomi kembali ke Terminal Jombor, Jogjakarta. Kepala masih terasa berputar layaknya di ombang-ambing ombak laut, tertidur pulas satu persatu hingga terdengar suara kondektur "Jombor...Jombor.." Kami pun terkesiap dan segera memanggul sebagian barang yang dibawa, sedangkan separuhnya dibawa oleh Kristian dengan kendaraan pribadi miliknya yang melaju Semarang-Jogja.
Jogja memang bukan kota kelahiranku, Jogja juga bukan kota kelahiran orang tua atau pun salah satu keluarga ku, aku baru mengenalnya dua tahun belakangan, tapi entah mengapa setiap pergi meninggalkannya aku selalu merasa rindu, entah rindu atas apa aku juga tak tahu. Yang aku tahu pasti, ketika mata ku tebuka melihat jalan yang tak asing di sekitar terminal, hati terasa tenang "ah,sudah sampai di rumah" gumamku dalam hati. Sungguh perjalanan luar biasa dengan orang-orang luar biasa, experience is a good teacher yeah i'm sure.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar