Baraka, 17 Juli 2011
|
alih fungsi sementara :
halaman sekolah jadi tempat jemuran Pak Dadang,hhee.. |
Minggu pagi di sebuah Sekolah Dasar yang sepi. Hari ini agenda tim adalah berbelanja keperluan logistik konsumsi untuk beberapa hari ke depan. Menurut informasi dari Nanang, pasar terakhir yang dapat kami temui sebelum pendakian hanya ada di kecamatan ini, setelahnya kami tidak akan menemui pasar sebesar di kecamatan ini. Tidak mau kehilangan kesempatan melihat langsung kehidupan ekonomi di Baraka, seluruh anggota tim ikut berbelanja ke pasar :D
|
model rumah yang ada di kecamatan ini kebanyakan seperti di gambar |
Baraka, merupakan salah satu kecamatan yang secara geografis masuk ke Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Mayoritas penduduk disini bekerja sebagai pedagang. Rumah-rumah disini kebanyakan bergaya panggung dari kayu, mengingatkan aku akan kota kelahiran ku Palembang yang rumah adatnya bernama Limas dan bentuknya panggung. Di perjalanan kami menemukan sebuah rumah yang lumayan mewah, dan satu-satunya. Terakhir kami tahu ternyata itu adalah rumah pak camat *
oooooh..
|
pasar sudah agak sepi karena kami datang kesiangan ~~ |
|
salah satu toko kelontong yang ada di sekitar pasar |
Hanya sepuluh menit berjalan kaki, kami tiba di keramaian pasar tradisional Baraka. Lagi-lagi ini juga salah satu bagian yang aku suka, memperhatikan orang-orang berbelanja. Harga barang-barang kebutuhan disini tidak jauh berbeda dengan di kota, hanya lebih mahal seribu-dua ribu rupiah saja. namun ada beberapa barang yang harganya bisa mencapai dua kali lipat harga normal. Maklum, butuh waktu yang tidak sebentar untuk mendatangkan barang-barang kebutuhan pokok kesini.
|
widda, penanggung jawab belanja logistik konsumsi |
|
widda belanja,
ayu dan viema jajan es semacam cendol, ckckck :D |
|
aku juga jajan :p
hmm..semacam lemper ketan dicampur beras merah |
|
belanja selesai, ayo kita pulang :D |
Selesai berbelanja kami kembali ke Lembayung, lapangan sepak bola di depan SD yang sepi dari kemarin, hari ini tampak ramai oleh beberapa anak laki-laki yang bermain sepak bola. Sungguh damai daerah ini, tidak ada kebisingan kendaraan yang berarti, hanya sesekali terdengar bunyi kendaraan bermotor. Tidak ada polusi berlebih, yang ada hanya debu karena jalanan belum di aspal. Secara kasat mata, kecamatan ini terbilang cukup mapan dilihat dari lingkungan rumah, fasilitas pendidikan yang ada dari TK hingga SMA, dan aku sempat menemukan ATM di dekat pasar kami berbelanja tadi. Namun fasilitas kesehatan yang ada terbilang masih kurang memadai, di kecamatan ini hanya ada puskesmas sebagai sarana kesehatan yang hanya memiliki satu buah ambulans untuk antisipasi keadaan darurat ketika pasien harus dibawa ke kota.
|
Ronaldo masa depan :) |
|
(calon) timnas junior bersama heri dan widda :D |
Siang ini kami menghabiskan waktu untuk mengurus perizinan ke camat dan puskesmas, serta beberapa anggota tim memasang instalasi komunikasi di kantor Polsek. Aku yang bebas kerja siang ini memilih untuk duduk santai di taman SD sambil berkeliling bersama Incem melihat bangunan sekolah. Sembari berkeliling, pikiran ku pun berkeliling dikepala "Dari sini ke Jogja berapa kilometer ya, apalagi ke Palembang" .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar