Akhirnya setelah berjalan kaki selama kurang lebih empat jam, kami tiba di Desa Bone-bone. Desa ini terlihat lebih maju dibandingkan dusun Karangan. Beberapa anak-anak yang kami temui tampak malu-malu mencuri lihat ke arah kami. Sambil berbisik dan tertawa kecil mereka memandangi kami dari kejauhan, mendadak lelahku hilang melihat tawa mereka. Sebuah Sekolah Dasar terlihat sepi ketika kami lewat, ini adalah sekolah yang akan kami jadikan tempat penyuluhan.
foto ini diambil setelah beberapa hari berada di Bone-bone karena plang ini berada di pintu masuk desa, sedangkan kami datang dari arah belakang desa |
Masuk ke tengah-tengah desa, tampak beberapa ibu-ibu bermukena sedang berkerumun di sebuah mobil bak terbuka. Ternyata sore itu datang sebuah mobil bak terbuka membawa dagangan berupa alat-alat rumah tangga. Maklum, desa ini jauh dari kota sehingga ada hari-hari tertentu bagi masyarakat agar dapat berbelanja keperluan sehari-hari. Senin dan Kamis adalah jadwal truk datang untuk mengangkut warga yang ingin berbelanja ke pasar. Dan pemandangan ini ternyata adalah hal biasa di desa Bone-bone, ibu-ibu tadi baru saja selesai shalat berjamaah di masjid yang sedang dibangun kala itu.
mobil jual-beli keperluan rumah tangga hanya ada dua minggu sekali |
"wah ini yang dari jakarta yaaa" kata seorang ibu yang melihat kedatangan kami. Berbeda dengan Karangan, di desa ini mayoritas warga sudah lancar berbahasa Indonesia sehingga lebih mudah bagi kami untuk berkomunikasi. "dari Jogjakarta ibu, bukan dari Jakarta" kata Incem membenarkan. Sebelum datang kesini, jauh sebelumnya kami sudah memberi kabar kepada kepala desa bahwa kami akan datang untuk melakukan riset sederhana dan penyuluhan hidup bersih. Ternyata warga satu desa pun sudah tahu akan hal tersebut dan sudah menanti kedatangan kami sejak lama. Maaf..maaf..karena pelaksanaan kegiatan kami mundur dari jadwal sebelumnya. Beberapa warga mengira kami datang dari Jakarta, mungkin karena ada kesamaan pengucapan pada kata Jogjakarta dan Jakarta yaaa,hhe..
rumah tempat kami tinggal, rumah Kepala Desa Bone-bone : Pak Idris |
Pak Idris, nama seorang bapak yang memimpin desa ini alias Kepala Desa Bone-bone. Rumahnya adalah tujuan utama kami ketika sampai disini. Berbekal informasi dari warga, kami mendatangi rumah Pak Idris. Kami disambut hangat oleh istri beliau, Pak Idris sendiri belum pulang dari kantor Kabupaten Enrekang. Kami pun beristirahat sembari menikmati pemandangan alam yang indah di sekitar desa ini. Seperti sebuah lingkaran, desa ini dikelilingi oleh barisan pegunungan latimojong sehingga udaranya pun sejuk ditambah sejuknya udara tanpa asap rokok disini. hmmm...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar