"Hari gini pake kamera analog?" "Kenapa tidaaaaaaaaak"
ya kira-kira itulah tanggapanku ketika dilempar dengan pertanyaan di atas. Kamera analog adalah kamera yang menggunakan film roll sebagai media penangkap gambar (ini pengertian menurutku sendiri,hahahaha). Dunia 'potret-memotret-dipotret' adalah hal yang baru bagiku, sebelumnya dunia ini terasa sangat 'eksklusif' mungkin karena peralatannya mahal-mahal ya :D Tapi setelah menginjak bangku kuliah, hal ini terasa bukan lagi asing namun menjadi familiar dan menarik untuk dipelajari.
Kira-kira dua tahun lalu aku mulai tertarik mempelajari tekhnik memotret dasar, bermodalkan kamera milik teman,hheee..(karena walaupun sudah familiar tetap saja mahal,hho~) Mas Agus Satriawan (senior di MAPAGAMA) adalah orang pertama yang membuatku tertarik dengan dunia fotografi (bukan tertarik dalam hal lain ya :p). Setelah mendapatkan materi secara teori, aku diberi tugas mengumpulkan hasil jepretan masing-masing satu tiap tekhnik. Berikut ini jepretan pertamaku bermodal kamera dslr milik Wahy :) aku berhasil (menurut mas agus) mengambil gambar dengan tekhnik slow speed kombinasi dengan siluet.
3S "Sandboarding, Siluet, Sore" |
Betapa bahagianya, jepretan pertama dan berhasil,hhee..yang lebih membahagiakan adalah ketika foto ini lolos seleksi untuk pameran foto dalam rangka ulang tahun MAPAGAMA ke-38 tahun. Pada waktu itu kurator fotonya adalah Mas Dwi Oblo (senior MAPAGAMA juga) yang sudah lalu-lalang di dunia fotografi outdoor sejak lama, dan beliau juga adalah salah satu fotografer majalah National Geographic Indonesia, wooooww.. Semenjak itu aku makin semangat belajar fotografi.
Namun setelah mengenal macam-macam kamera, ada satu kamera yang menarik hati, analog. 'Don't think, just take' itulah yang membuatku tertarik. Tidak seperti kamera dslr yang harus kita tentukan speed dan diafragma bahkan lensanya untuk mendapat hasil maksimal seperti yang diinginkan, kamera analog memiliki kejutan tersendiri. Kita tidak bisa banyak mengatur, yaaa 'just take' dan kita akan dibuat penasaran tentang bagaimana hasilnya karena kita tidak dapat melihatnya lewat lcd seperti kamera dslr. Namun jangan berharap banyak dari kamera ini untuk mengabadikan momen penting dan berharga, karena tidak semua gambar tertangkap dengan baik. Kamera ini reccomended 'just for fun' namun aku suka :D
Beberapa waktu sore yang lalu, aku dan Zul (adik angkatanku di MAPAGAMA) 'hunting' jepretan dengan kamera analog miliknya dengan mengayuh sepeda ke daerah kauman. Hasilnya ?? Kereeeeeeeen >.< walaupun ini bukan hasil jepretanku tapi aku suka :D belum sempet ijin sih sama zul untuk publikasi tapi pasti dibolehin, hheeeee...
perempatan monumen sebelas maret |
khayalan tingkat menengah |
gak sengaja ke-jepret :D |
salah satu bagian dari taman sari |
lain kali aku mau 'hunting' lagi pake kamera analog entah milik sendiri ataupun pinjam tapi harus jepret sendiri yaaaaa, hahaha :D
Hai Tan, bukan slowspeed tapi freeze bonus siluet :)
BalasHapusmaksi koreksinya kakak agus :D
BalasHapusmemang tentor yg baik deh,hhee..