Rabu, 25 April 2012

naik-naik ke Bukit Kaba #bagian 2

Bukit Kaba *lagi. Sebelumnya aku sudah pernah bercerita tentang tempat ini. Bagi yang lupa atau belum baca, boleh banget dibaca dulu yang ini "naik-naik ke Bukit Kaba #bagian 1" biar nyambung, hehe. Pada posting kali ini, aku hanya menampilkan beberapa foto saja karena keterangan mengenai tempat sudah ada pada posting sebelumnya.

Foto ini diambil pada bulan Juni 2009, tepat beberapa minggu saja sebelum akhirnya kami menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Perjalanan kali ini kami anggap sebagai acara perpisahan. Mengingat aku akan segera pindah ke kota lain untuk melanjutkan kuliah, entah kapan kebersamaan ini bisa terjadi lagi. Ah jadi melow kalo diinget-inget.  

tebing kawah Bukit Kaba
hayooo, siapa yg gak ikutan ya?
personel kami tambah satu dari pendakian Kaba sebelumnya
aku tetep aja cewek sendiri di antara Ijal, Sanusi, Iqbal, dan Nanda (-__-")
Berikut ini fotoku bersama tiap personel, ah kangen mereka :|

aku dan Nanda (kereta menuju Linggau)
aku dan Iqbal (persis di hadapan camp)
aku dan Sanusi (ini juga di depan camp)
aku dan Ijal (jalan menuju kawah)
Kangen berat dengan pria-pria ini. Kapan bisa gini lagi? :(

Jumat, 06 April 2012

katanya GIE

pernah membaca buku ini ???


,yang menceritakan tentang kehidupan Soe Hok Gie, seorang mahasiswa FSUI jurusan sejarah yang gencar menyuarakan keadilan yang konon sangat minim pada zamannya. Hmm..aku sendiri belum pernah membacanya secara langsung,hhe.. Gie tertarik pada banyak hal, mulai dari sosial bahkan politik. Di dunia kepencintaalaman, nama Soe Hok Gie yang sering disebut Gie ini sangat tersohor. Selain aktivis mahasiswa, Gie mempunyai hobi naik gunung yang identik dengan pencinta alam. Tempat favorit Gie adalah Gunung Pangrango lebih tepatnya Lembah Mandalawangi, inilah salah satu alasan yang menginspirasi aku untuk kesana *Alhamdulillah sudah kesampeaaaaan ^^ Di dalam buku tersebut terdapat banyak sekali kutipan dan karya tulis bahkan puisi yang ditulis langsung oleh Gie. Kutipan yang paling aku suka adalah ini :

kita tak pernah menanam apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa.

kutipan tersebut merupakan penggalan salah satu puisi yang dibuat oleh Gie. Kutipan tersebut menyimpan makna yang dalam, itulah yang membuatku menyukainya. Silahkan anda maknai sendiri maksud dari kutipan tersebut, karena tiap orang mempunyai persepsi yang berbeda dalam memahami sesuatu :)