Jumat, 17 Mei 2013

curhat colongan anak kos kelaparan

03.03 WIB bagian Ngayogyakarta

Potong demi potong hotdog baru saja aku habiskan. Tidur cepat membuatku terbangun cepat pula namun sayang di waktu yang tidak wajar, dini hari. Mungkin ini akibat dari namaku yang ada unsur dini-nya atau karena aku lahir di waktu dini hari *abaikan, ini gak nyambung. Karena perut keroncongan gak ketulungan, akhirnya ku putuskan untuk beli makanan. Pilihan kali ini jatuh pada makanan ala barat yang harganya dua kali lipat jatah makan sehari. "Oke gpp, sekali-kali ini..ya paling besok pas abis duit makan jdi sekali sehari ,haha" mbatin dalam hati.

Dalam keadaan begini aku baru sadar kalo jauh dari rumah, laper harus beli keluar, gak peduli waktu kalo laper udah dateng. Aaahh sudah hampir empat tahun meninggalkan rumah dan numpang hidup di kota orang. Walaupun setiap momen Idul Fitri balik ke rumah, tapi entah kenapa ngeliat ini hotdog jadi kangen rumah. Bukan karena aku sering makan hotdog di rumah, bukan juga karena keluarga kami punya tradisi makan hotdog bersama. Keluargaku masuk dalam kategori ekonomi menengah ke bawah, sehingga hotdog bukanlah makanan yang hobi semliweran di menu.

Ada banyak andai-andai yang melintas di pikiranku ketika melihat makanan ini. Kalo di rumah :
1. walaupun sederhana pas laper gini pasti ada makanan (minimal nasi anget sama kecap manis)
2. buka kulkas atau liat meja makan masi ada nasi dan lauk (ikan asin juga gpp)
3. gak perlu keluar duit dari kantong sendiri (minta babeeee,haha)
4. gak perlu lama nunggu nasi mateng dari magic jar (keburu kurus nungguin mateng)
5. gak mungkin laper karena makan tercukupi 3x sehari (yeaah it is!)

Tapi inilah seni hidup mandiri *ngelesnya bisaaa aja,haha. Cerita di atas hanya curhat belaka dari seorang anak kos kelaparan yang sekarang udah kenyang dan belum bisa tidur lagi. Gak baik juga kali abis makan langsung tidur, mitosnya ntar jadi buaya *sungguh, setelah menginjak usia remaja baru aku tau ini bohong (-__-") orang tua emng ampuh ya omongannya bikin anak kecil jadi takut,haha. Tidak ada maksud mencemooh keadaan ataupun tidak mensyukuri keadaan, ini hanyalah bagian dari hobi saya, bercerita :) Sekian curhatnya, setengah jam berlalu ni mata jadi ngantuk ngeliatin layar laptop. Selamat pagi, Salam hangat untuk anak kos rantau sedunia!


intermezzo : buka dompet dan bertanya dalam hati "besok makan apa yaaa?(0.0)"

Kamis, 16 Mei 2013

Surat Singkat Untuk Ayah

Hai Ayah,
apa kabar di usiamu yang ke-58 tahun?
apa rambut Ayah sudah mulai memutih?
apa guratan halus keriput mulai bersarang di wajah Ayah?
mulai merasa nyeri pinggang?
tekanan darah dan gula tetap normal kan, Yah?

Miris rasanya karena aku hanya bisa melayangkan sederet pertanyaan tentang keadaan beliau. Hari ini usia ayah bertambah satu angka lagi hingga sama dengan lima puluh delapan tahun. Setengah abad lebih, Ayah bukan pria muda lagi yang bisa menggendong aku jalan-jalan ke pasar pagi, seperti yang dulu kami lakukan bersama ibu. Sewaktu kecil, dari ketiga anaknya akulah yang paling dekat dengan ayah. Diajak kemana-mana di akhir pekan, dibelikan ini-itu sepulang kerja, dibonceng jalan-jalan naik vespa, karena pada waktu itu kedua saudaraku sudah mulai beranjak dewasa.

Seiring bertambahnya usia, aku tumbuh dengan pemikiran dan kesibukanku sendiri, sehingga kami tidak banyak berbicara dan menghabiskan waktu bersama lagi. Hingga akhirnya Tuhan memanggil Ibu kembali. Di tinggal sosok istri dan ibu adalah satu hal yang membuat kami sama-sama terpukul. Masa sulit itu membuat segalanya bertambah buruk, aku dengan ego remajaku dan ayah dengan ego lelakinya. Syukur, pada akhirnya ada satu titik balik yang membuat kami akhirnya sadar bahwa ego harus dikalahkan. Hubungan ayah-anak pun menjadi dekat kembali. Sempat terpikir di benakku, haruskah kita merasa kehilangan terlebih dahulu agar mengerti arti kebersamaan? *silahkan jawab sendiri :)

Selamat Ulang Tahun Ayah! aku selalu bangga menjadi anakmu :)
Faktanya :
oOo Ayah di tulisan ini sebenarnya adalah seorang pria yang ku panggil bapak, tapi biar lebih ear-catching aku ganti deh jadi "ayah" hehe..yang penting kan maksudnya sama ;)
oOo Beruntung aku bisa dapet foto berdua sama bapak, diambil via webcam laptop dengan buru-buru pas si bapak lagi ngeliat :D


Jumat, 12 April 2013

makanan ala Palembang #bagian 2

Wohooo..lagi kangen berat nih sama kota kelahiran, kangen makanannya, hehe..Nah setelah sebelumnya aku udah pernah post cerita tentang makanan khas Palembang, baca ini: makanan ala Palembang (part I)kali ini aku juga mau cerita lagi tentang makanan yang cuma bisa ditemui di Palembang dan bikin aku kangen pastinya :| hmm..apa aja ya ? ini diaaaa, taraaaaa :D

martabak sayur kuah kari Rp 15.000,-
Martabak kuah kari. Makanan yang satu ini mungkin gak terlalu asing di beberapa daerah, kalo di Jogja disebut martabak telor, isinya terdiri dari campuran telur bebek, daun bawang dan cincangan daging sapi. Cara penyajiannya di dampingi oleh acar mentimun dan cabe. Nah kalo martabak kuah kari, isi dan cara penyajiannya yang beda. Berdasarkan isinya, martabak kuah kari terdiri dari dua macam: martabak telur dan martabak sayur. Martabak telur, isinya terdiri dari satu/dua buah telur ayam/bebek sesuai selera. Martabak sayur, isinya terdiri dari campuran telur, daun bawang, dan kubis. Nah kalo cara penyajiannya, martabak disiram kuah kari yang di dalamnya terdapat campuran potongan kentang dan daging sapi. Di Jogja baru-baru ini berdiri cabang dari restoran martabak kari terkenal di Palembang, tapi kok rasanya beda ya? Gak sama enaknya dengan yang di Palembang :[ 



mie celor Rp 6.000,-
Mie Celor. Mie dimana-mana bentuknya sama, sama rasanya, dan sama juga bahan bakunya, yang bikin beda itu bumbu masak, cara penyajian, dan yang masak,hehe.. Mie celor, merupakan salah satu kuliner khas Palembang juga loh, nemunya juga cuma di Palembang dan belum ada cabang di kota lain *lahan bisnis nih :D Kenapa namanya mie celor? karena mie yang akan disajikan di celor terlebih dahulu, yaitu di taruh di saringan kemudian direbus 'sekali lewat' di air mendidih. Selain itu, tauge yang digunakan sebagai campuran juga dicelor, jadi rasanya masih krinyis-krinyis setengah matang. Kemudian ditaburi cacahan mentimun, daun seledri, dan bawang goreng, mie siap disiram dengan kuah kental yang terdiri dari bumbu dapur, santan, dan udang. Hmmm..ngiler (O.0)



es kembang tahu Rp 2.000,-
Sudah kenyang makan makanan di atas, enak dan seger banget kalo minum yang satu ini, es kembang tahu. Kembang tahu ini terbuat dari susu yang dicampur agar-agar, jadinya kayak bubur sumsum gitu deh teksturnya tapi agak lebih padat. Kembang tahu yang sudah jadi tadi kemudian diberi serutan es batu yang disiram dengan air jahe yang sudah direbus bersama gula merah sebelumnya. Sayang, sekarang sudah agak susah menjumpai es yang satu ini. Belum ada yang jual di tempat makan, yang jual hanya pedagang dengan gerobak keliling. Jadi, semoga beruntung ya bisa menemukan penjualnya kalo lagi ke Palembang :)

Tunggu apalagi, ayo maen ke Palembang ;)

Minggu, 27 Januari 2013

menit-menit penuh makna

Yogyakarta, 27 Januari 2013

Jogja hujan cukup deras.

Beberapa menit yang aku anggap berarti. Di tengah perjalanan sepulang dari toko menuju kost, tiba-tiba banyak hal yang membuat isi kepala ku penuh dengan lamunan. Ada banyak hal yang mungkin sepele tapi membuatku berpikir panjang hingga saat ini duduk manis di depan laptop di kamar yang nyaman *menurutku,haha.. sambil mengetik semua yang masih aku ingat.

Pertama.
sebuah pesan singkat tiba-tiba masuk ke ponsel di saku ku "hujan mpoks". Pesan ini aku terima sesaat setelah meninggalkan pintu keluar salah satu minimarket 24 jam terkenal hampir di seluruh Indonesia. Si pengirim pesan pun tidak lain dan tidak bukan adalah teman satu organisasi dan satu kos (anggap saja adik) yang titipannya menjadi alasan bagiku untuk mampir kesitu. Tidak ada yang istimewa dari pesan tadi, memang betul. Dua kata singkat tersebut tampak sepele namun bagiku ini mengisyaratkan sebuah wujud ungkapan perhatian. Ini semacam sebuah penyakit yang dinamakan kePeDean alias Percaya Diri berlebih. Apa karena hujan ya, jadi mendadak melow hanya karena dua kata tadi,haha..Aku pun bergegas memakai raincoat dan menuju parkiran dengan senyum simpul di bibir.

Kedua.
Seorang wanita paruh baya bersama anak lelaki berusia 6 tahunan duduk di dekat matic Ayu yang ku parkir di halaman minimarket "nyuwun sewu den" yang kalo dibahasakan ini salah satu bahasa sopan untuk meminta belas kasihan. Ah, kedua kalinya di hari ini aku teringat Almarhumah Ibu. Pagi ini ketika aku menjadi fasilitator di sebuah kegiatan outbond, aku berbincang singkat dengan seorang ibu yang ada di kelompok ku di sela-sela berlangsungnya games. Cara berbicaranya mengingatkan pada Almarhumah Ibu yang sudah tiada sejak aku duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bukan karena durhaka bukan, aku tidak pernah melupakan ibu, hanya saja aku selalu menganggap beliau sedang duduk manis di rumah menanti aku pulang dari rantau, hanya itu.

Ketiga.
Begitu keluar dari halaman minimarket, aku melihat tampak seperti sebuah kerumunan bapak-bapak yang berteduh. Aku menyimpulkan bahwa mereka adalah pengayuh becak dan penata parkir yang sedang berteduh dan bercengkerama. Beberapa becak dan rompi oranye khas membuatku berpikir demikian. Tiba-tiba mereka berteriak kaget dan berlari, apa yang terjadi ? Ternyata sebuah motor jatuh entah karena terpeleset atau karena mobil yang tampak mendadak berhenti di depannya dari arah berlawanan. Bukan kejadian kecelakaan ini yang kemudian membuatku merenung. Bapak-bapak yang sedang bersantai tadi langsung menyeberang menghampiri pengendara motor, padahal dari arah terdekat korban sudah ada yang membantunya untuk berdiri kembali. Subhanallah, ini yang membuatku terkagum, aku sendiri hanya menoleh dan terus melaju di atas motor. Aku kalah karena menjadikan hujan sebagai alasan untuk tidak berhenti menarik gas motor.

Tiga hal di atas yang kemudian menjadi renungan di sepanjang perjalananku menuju kost, rasa senang, sedih, kecewa pada diri sendiri, semua campur aduk jadi satu. Hanya satu kalimat di penghujung lamunanku, semoga aku bisa menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain. AMIEN.

Intermezzo:
Dari tiga hal di atas ada juga hal yang lagi-lagi membuatku geleng kepala. Sewaktu di kasir minimarket aku melakukan transaksi pengisian pulsa elektrik. Selesai menuliskan nomor handphone, nah si mbak-nya bilang "saya ulangi ya mas nomornya, eh mbak maaf" sial. Apa aku sebegitunya sampai si mbak-nya itu salah panggil, harusnya aku sudah terbiasa dengan kejadian serupa mengingat ini sudah kesekian ribu kalinya aku alami *lebay 

selamat malam, selamat tidur :)

Kamis, 24 Januari 2013

'ngawul-awul' isinya Pasar Malem Sekaten

Yogyakarta memang istimewa. Kalimat itu rasanya memang tidak berlebihan, semua yang ada di dalamnya adalah istimewa. Bagian yang paling aku suka, salah satunya adalah banyak agenda tahunan berbau budaya di kota ini. Sekaten, berasal dari kata syahadatain yang berarti dua kalimat syahadat, merupakan nama dari sebuah upacara adat yang diadakan untuk memperingati hari raya umat muslim, Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, kali ini aku bukan membahas mengenai upacara adat tersebut, melainkan tentang rangkaian acara menjelang perayaan tersebut. Selama satu bulan sebelum upacara Sekaten berlangsung, alun-alun utara kota Yogyakarta disulap menjadi sebuah pasar malam. Pasar malam ini nih yang bakal jadi cerita aku kali ini.

Berburu awul-awul, bagiku ini semacam ritual wajib tiap tahunnya. Pasar malam yang ini emang beda, hampir setengah dari arena ditempati oleh pedagang awul-awul. Awul-awul dalam bahasa Jawa artinya berantakan. Kamu dapat menemukan yang kamu cari kalo udah nguwel-uwel atau ngawul-awul, atau dengan kata populernya ngobrak-abrik,hehe..Barang yang dijual merupakan barang secondhand alias bekas pakai atau baru tapi 'reject', terdiri dari berbagai macam produk fashion anak, dewasa, modern, jadul, cewek maupun cowok loh. Kaos, kemeja, blazer, jaket, celana jeans, celana pendek, rok, rompi, tas, ikat pinggang, topi, dll. Sebagian besar barang dibiarkan menggunung agar pengunjung leluasa memilih dan mengobrak-abrik. Satu hal yang paling saya suka adalah : tidak akan ada penjual yang akan memaki, walaupun barangan dagangan mereka dibuat berantakan dan aku berlalu gak jadi beli :D

yang rapi, yang digantung, yang agak mahal *susah nego
lautan awul-awul, yo ayo dipilih..dipilih..

Harga yang ditawarkan jangan ditanya, sesuai banget sama kantongnya anak kost yang banyak bertebaran di kota pelajar ini. Berapa? Mulai dari kisaran Rp 5.000,- hingga ratusan ribu rupiah untuk yang impor, tenang itu masih bisa ditawar ;) Oiyaa..kalo masalah kualitas mengikuti kok, maksudnya mengikuti ketelitian kamu dalam pilih-memilih,haha.. Jadi tips paling penting adalah : Boleh banget pilih-pilih *konteks ngawul loh ya :p

selain dijual, ternyata awul-awul pun mengadakan pertandingan loh :3
walau ngantuk, ngawul pantang surut ya buuuu,wkwkwk
topi juga ada ???

Dalam perjalanan ngawul ini, aku iseng ngajakin Rochmad eh dia mau, lumayan biar ada yang dimintain pendapat. Makasi ya mat, udah mau aku paksa nemenin, haha..

semangat Rochmad !

Selasa, 01 Januari 2013

two thousand and thirteen, welcome !

Dua ribu tiga belas, selamat datang ! Ya ini adalah terjemahan bahasa Indonesia dari judul posting kali ini. Bumi sudah tidak muda, semua pasti berubah, saya pun semakin tua saja *usianya doang kok,hehe.. Tidak banyak yang akan aku sampaikan, hanya ingin mengucapkan : Selamat Tahun Baru 2013 untuk semua makhluk dan elemen di dunia. Harapanku di tahun ini : Semoga 2013 adalah tahun dimana aku dapat melakukan banyak kebaikan untuk kepentingan diri sendiri maupun orang banyak, menuai kesuksesan di berbagai bidang yang aku jalani, serta selalu diberi kesehatan untuk melakukan keduanya, AMIN.


hidup ya kayak gini, warna-warni..ada yang tajem tapi ada yang tumpul juga,haha
SELAMAT TAHUN BARU 2013 !