Selasa, 19 Juni 2012

merbabu dan sejuta kisah #bagian 3

Layaknya sebuah doa, puncak Merbabu jadi kenyataan. Ini adalah kali ketiganya aku menginjakkan kaki di Merbabu pada satu tahun yang sama, dan hanya berselang beberapa bulan saja. Semacam penebusan dosa, aku dan tim yang sebelumnya mendaki lewat jalur selo hingga puncak kesepakatan, kali ini lewat jalur wekas kami menuju Puncak Triangulasi. Masih dengan formasi yang sama, plus pendamping yaitu Aries bukan Mas Angga seperti sebelumnya.

Ajaib rasanya bagiku, kami memulai perjalanan pukul delapan pagi dan tiba di pertigaan puncak pada pukul 12 siang. Beristirahat sejenak sambil makan siang, puncak sudah di depan mata.

Aries dan plang pertigaan menuju Puncak Kentheng Songo
Dua jam kemudian, kami tiba di Puncak Kentheng Songo. Tanpa basa-basi, langsung kami tinggalkan carrier dan membawa keperluan secukupnya saja menuju puncak tertinggi Merbabu, Puncak Triangulasi. Mengabadikan momen tentu tidak kami lewatkan begitu saja, Subhanallah inilah beberapa foto kami yang serasa berdiri di atas awan ciptaan Tuhan.

Full team Rante Mario *kiri ke kanan gambar
incem, tanti, viema, ayu, aries, heri, viko, kristian, wida
we are HAYSTACK *nama angkatan kami
bendera MAPAGAMA, Spanduk Kegiatan, Slayer Janji Angkatan
Kangen rasanya melihat foto ini, kapan lagi bisa kegiatan bareng satu angkatan kayak gini ya? 

Minggu, 17 Juni 2012

merbabu dan sejuta kisah #bagian 2

wow Merbabu lagi! belum pernah terpikir sebelumnya bahwa aku akan mendaki sebuah gunung yang sama untuk kedua kalinya. Sebelumnya aku pikir mendaki satu kali ke suatu gunung adalah sebuah keajaiban, mengingat aku yang megap-megap kalo mendaki gunung, haha.. Untuk kedua kalinya aku datang ke Merbabu, namun lewat jalur yang berbeda. Jika sebelumnya aku dan tim naik lewat jalur Wekas menuju Pos II, kali ini rencananya aku dan tim naik lewat jalur Selo menuju Puncak Triangulasi dalam rangka kegiatan yang berbeda, yaitu Try Out sebelum berangkat mendaki ke Rante Mario (salah satu puncak gunung di Sulawesi Selatan). Tim kali ini terdiri dari delapan orang teman satu angkatan di MAPAGAMA (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada), didampingi oleh seorang kakak angkatan yang nantinya akan menilai kemampuan pencapaian materi tim.

tim kami minus Mas Angga yang motretin :D
Sebelum memulai kegiatan, seperti biasa kami berdoa dan.. Viva MAPAGAMA so..so..so.. Perjalanan pun di mulai, ini nih bagian yang tidak terlalu aku suka dimana tubuh baru saja beradaptasi dengan medan dan situasi di gunung. Beberapa jam berjalan sambil sesekali berhenti mempraktekkan materi IMPK, akhirnya dengan sangat menyesal diketahui bahwa kami berjalan melenceng dari jalur (-.-") Berdasar peta dan kontur, ternyata jalur yang seharusnya dilewati sudah terlalu jauh dengan posisi kami berada sekarang. Tidak ada jalan lain selain potong kompas alias terabas, karena hari yang mulai sore tidak memungkinkan kami kembali ke jalan yang seharusnya. Naik turun perbukitan kami lalui, rumput dan tanaman tinggi rapat menghalangi jalan, akhirnya tramontina alias golok tebas pun mejalankan tugas sebagaimana mestinya, tidak hanya menjadi pengaman diri ataupun peralatan leave no trace (you know what i mean, haha...).

gini ni kalo salah jalur ~~
Hari beranjak malam namun kami belum berhasil berada di jalur yang tepat. Faktor keamanan, cuaca, dan waktu pada saat itu tidak mendukung kami untuk melanjutkan perjalanan, setelah berdiskusi singkat diputuskan tim bermalam di titik terakhir kami berada. Camp pun segera berdiri, sebisa mungkin kami mencari sinyal HT maupun HP untuk menyampaikan kabar terakhir tim pada basecamp MAPAGAMA. Bagian ini yang paling aku suka, menghabiskan malam di bawah bentangan langit sambil duduk manis di antara hamparan rumput khas pegunungan menikmati kelap-kelip kota dari ketinggian. Ditambah bonus secangkir teh manis dan obrolan hangat orang-orang di sekitar. Inilah yang selalu aku rindukan di kala jenuh dengan rutinitas sehari-hari. Ah..saking menikmatinya aku sampai lupa kalau sebenarnya kami "tersesat", all is well !

photo dulu lah sebelum turun, dari puncak kesepakatan, hho~
Pagi berkabut tidak bertahan lama menutupi langit, cerah mendampingi kami membereskan camp yang kemudian mulai menyusun kembali tiap barang ke dalam carrier (ransel untuk naik gunung). Setengah jam kemudian kami siap untuk kembali ke basecamp selo, karena waktu yang kami punya terbatas untuk tetap tinggal disini. Selamat tinggal Merbabu, semoga aku bisa kembali lagi ke jalur-mu yang benar dan dapat menginjakkan kaki di puncak-mu di lain kesempatan @@ amiiiiiiiin.

#dibuang sayang edisi photo narsis

viko, wida, kris, heri bergaya ala boyband :D
*kiri ke kanan gambar
rumputnya bikin keren walaupun gatel, iya gak vik? :D
aku, incem, viema, dan ayu gak mau kalah narsis dong :D

Sabtu, 16 Juni 2012

merbabu dan sejuta kisah #bagian 1

Duduk menanti pengunjung toko membuat pikiranku jalan-jalan ke tahun lalu. Merbabu, nama salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Tengah dan terkenal di kalangan para 'hikers'. Gunung Merbabu memiliki ketinggian 3.142 mdpl dan memiliki empat jalur resmi pendakian, wekas, selo, cunthel, dan kopeng. Aku pertama kali menginjakkan kaki di gunung ini hmm..sekitar satu tahun lalu di bulan maret *kalo gak salah. Pada saat itu aku dan beberapa teman perempuan di MAPAGAMA (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada) melakukan try out pendakian guna menuju Gunung Pangrango dalam rangka hari Kartini. Adapun maksud dan tujuan pendakian adalah mensimulasikan materi apa saja yang akan kami lakukan di Pangrango nantinya. Tidak terlalu sulit menjangkau basecamp dan pos perizinan pendakian jalur ini. Yogyakarta memang kota strategis bagi penggiat alam bebas, bagaimana tidak bahkan untuk sampai di basecamp bisa kami tempuh hanya dengan mengendarai motor, yaa tapi dapat dibayangkan Yogya-Wekas kurang lebih tiga jam duduk di motor, hehe.. Kendaraan umum juga dapat dijumpai untuk sampai di daerah wekas.

Setibanya di basecamp Pak Min, kami segera menyelesaikan urusan administrasi dan siap memulai pendakian. Berikut ini beberapa dokumentasi perjalanan yang berhasil diabadikan sebelum tiba di Pos II yang menjadi target camp.



Target pendakian kami kala itu memang bukan puncak, melainkan mendirikan camp di Pos II dan keesokan paginya melanjutkan praktek materi navigasi darat dan IMPK. Perjalanan terasa sangat menyenangkan, penuh dengan kehebohan maklum personelnya kan perempuan semua :D Diperlukan waktu tiga jam bagi kami untuk tiba di Pos II dan akhirnya mendirikan camp, sore pun berlalu dengan kegiatan masak-memasak makan malam. Malam terasa begitu cepat berlalu karena tenda dipenuhi gelak tawa dan canda. Kami putuskan mengisi waktu sebelum tidur untuk bermain kartu dan curhat session mulai dari masalah kuliah, teman, hingga .......*rahasia dong :D

chaty sm mbak wot lagi ngetawain apa yaa ?? @@
kalah main, cium mbak tilla deh hukuman buat mbak laras :D
Keesokan paginya, selesai sarapan kami kembali melanjutkan kegiatan yaitu praktek materi navigasi darat. Hingga siang menjelang, akhirnya semua kegiatan selesai. Kembali ke camp dan packing adalah acara terakhir tim. Sekitar pukul dua siang, tim siap turun kembali ke basecamp Pak Min.

Sindoro-Sumbing, tetangga dekat Merbabu
dimana pun berada, kita emang heboh :D
yulia, bekti, laras, tilla, tanti, chaty, larashati *kiri ke kanan gambar
kembali menuju basecamp
Selesai sudah cerita cewek rempong di Merbabu, nantikan cerita selanjutnya yaaa ;)

Jumat, 01 Juni 2012

three little birds..

tata-fasha-raka
betapa lucunya tiga anak diatas, mendadak teringat teman-teman dekatku. Ketiga anak di atas adalah sepupuku (raka) dan dua orang temannya yang tinggal tak jauh dari rumah. Pagi itu aku bangun agak siang,hhee.. ketika duduk di teras depan ternyata mereka sedang bermain. Aku pun bergegas naik ke lantai dua rumah untuk mengambil kamera-ku. Sesampainya di teras, mereka pun antusias untuk difoto dan ingin melihat hasilnya,hahahaha..lucunya mereka terpaksa kecewa karena kamera-ku ini analog sehingga hasilnya tidak dapat langsung dilihat (nanti ya kalo mbak ke Semarang lagi pasti tak kasih lihat,hhe..)

tata dan kincir
fasha dan kincir
raka dan kincir
raka dan tata
aku paling suka foto di atas ini, terlihat begitu alami dan tampaknya raka sedang bercerita lalu tata mendengarkan dengan seksama, lucu bangeeeeet sih mereka. Sayang pencahayaan di semua foto ini kurang bagus, maklum baru belajar nih aku pake analog namun bagiku tetap saja bagus dan memuaskan :D tapi gak boleh cepat puas, harus belajar, belajar, dan belajar lagi untuk mensinkronkan penggunaan analog dengan cahaya yang tepat.

three little birds ;)
adik-adik, semoga pertemanan kalian tetap terjaga hingga tua nanti. Walaupun sudah punya hidup masing-masing, ingatlah sewaktu kecil kalian sudah bersama, lewat foto ini :)

*keterangan :
- semua foto pada postingan ini tanpa edit.
- dengan menggunakan Minolta X-300 S
- jepretan saya sendiri :D ---> Tanti Andini